Lahirnya agama Hindu
Agama
Hindu berasal dari wilayah India. Lahirnya agama tersebut merupakan pengaruh
dari datangnya bangsa Aria ke India. Bangsa ini termasuk bangsa Indo-Jerman.
Mereka bermigrasi dari Iran melalui celah Khaibar sekitar tahun 2000-1000 SM
dan menetap di Sungai Sindu (tanah
Punjab). Pada perkembangan selanjutnya, mereka berhasil mengalahkan bangsa
Dravida (sekitar tahun 1000 SM). Oleh sebab itu, mereka menguasai wilayah
kekuasaan bangsa Dravida, termasuk lembah Sungai Gangga. Di sekitar sungai
Gangga itulah mereka menetap. Bangsa Aria kemudian berakulturasi dengan bangsa
Dravida dan menghasilkan bangsa Hindu yang disebut Aria Varta atau Hindustan.
Agama
Hindu termasuk agama yang bersifat Sinkretisme (pencampuran) antara kepercayan
bangsa Aria dan bangsa Dravida. Agama ini menganut paham politeisme (banyak
dewa). Kitab suci agama ini adalah Weda (pengetahuan tentang agama). Kitab Weda
ditulis dengan bahasa Sanskerta, ada empat buah kitab Weda yaitu sebagai
berikut :
1. Rig Weda, berisi tentang ajaran-ajaran
agama Hindu dan syair-syair pemujaan terhadap dewa-dewa.
2.
Sama
Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang dipergunakan untuk upacara keagamaan.
3.
Yajur Weda, memuat bacaan-bacaan untuk
upacara keselamatan.
4.
Atarwa Weda, memuat ilmu untuk
menghilangkan marabahaya atau menyembuhkan penyakit.
Lahirnya agama Budha
Agama
Budha lahir di Negara India. Sejarah agama ini dimulai dari abag ke-6 SM sampai
kelahiran Siddharta Gautama. Agama Budha berkembang dari kebudayaan India,
ditambah unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur, dan
Asia Tenggara. Pada awalnya Buddha bernama Siddharta Gautama, seorang anak
keturunan Raja Kapilawastu, Nepal. Siddharta lahir tanun 563 SM. Ia merupakan
putra dari Sudadana dan Ratu Maya.
Seorang
Brahmana meramalkan bahwa beliau akan menjadi seorang pendeta besar. Mendengar
berita ini, kedua orang tuanya berusaha agar ramalan tersebut tidak terwujud
dengan memberikan kemewahan, namum usaha tersebut tidak berhasil. Ketika
Siddharta berjalan-jalan keluar istana tanpa seizing ayahnya, alangkah
terkejutnya ia melihat berbagai kenyataan hidup yang belum pernah ia lihat
sebelumnya. Siddharta menyaksikan masyarakat hidup dalam kesengsaraan yang
penuh penderitaan. Ia melihat orang yang menjadi pengemis, gelandangan, dan ada
pula yang menderita penyakit kusta. Bahkan ia melihat kematian yang tragis.
Sejak
menyaksikan semua itu, di dalam dirinya timbul pertanyaan, apakah hal tersebut
juga suatu saat akan menimpa dirinya?. Selama ini ia hidup dengan berbagai kenikmatan
di istana. Siddharta pun pergi meninggalkan istana dengan maksud mencari
jawabannya. Ia bertapa dibawah pohon Bhodi di Bodh Gaya. Di sanalah ia mendapat
pencerahan sejati. Peristiwa ini terjadi pada tahun 531 SM dalam usia 35 tahun.
Menurut
ajaran Buddha, manusia harus menempuh jalan 8 kebaikan yaitu, berniat baik,
jangan berlebih-lebihan, berpikir baik, memperhatikan hal-hal yang baik,
berkata-kata dengan baik, berusaha yang baik, makan dan minum yang baik, dan
bersemadi yang baik. Adapun tempat yang dianggap suci dalam ajaran Agama
Buddha, yaitu sebagai berikut :
1.
Taman Lumbini di Kapilawastu, tempat
lahirnya Siddharta (563 SM).
2.
Bodh Gaya, tempat Siddharta meneriama
wahyu Buddha.
3.
Benares, tempat Siddharta untuk pertama
kali menyampaikan khotbahnya.
4.
Kusinagara, tempat wafatnya Siddharta
pada tahun 482 SM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar